Senin (5/2), diadakan sosialisasi tentang bagaimana cara memanfaatkan kotoran kambing menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk pertanian. Acara ini diadakan oleh KKN Tim I UNDIP Semarang di balai desa Wanamulya, dan dihadiri oleh warga Wanamulya yang merupakan peternak kambing serta petani. Kegiatan ini difasilitasi oleh pemerintah Desa Wanamulya sebagai salah satu kegiatan untuk memanfaatkan kotoran kambing. Pemerintah desa mendukung program ini karena keberadaan kotoran kambing menjadi salah satu permasalahan lingkungan di Desa Wanamulya.

Kegiatan yang bertajuk PK2SBP2K: Pemanfaatan Kotoran Kambing Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pupuk Kompos, dilaksanakan mulai pukul 20.30 WIB. Dengan adanya program ini, diharapkan para peternak lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan yang menjadi tempat tinggal dan penghidupannya. Program ini pun memiliki tujuan agar para peternak kambing lebih kreatif memanfaatkan kotoran kambing yang sebelumnya dianggap tidak bermanfaat menjadi lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi.

Dalam sikapur sirih, Ahmad Chanif selaku koodinator desa KKN Tim I UNDIP untuk Desa Wanamulya   mengatakan, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh permasalahan lingkungan di sebelah selatan Desa Wanamulya yang terdapat komplek peternakan kambing, kerbau, unggas dan ikan lele yang saat ini dijalankan sekelompok warga. Beliau menambahkan, seharusnya warga tidak hanya memanfaatkan lahan untuk kegiatan ekonomi saja, tapi warga juga diharapkan bisa menjaga lingkungan. Kedepannya kegiatan ekonomi harus lebih ditingkatkan, salah satunya dengan memanfaatkan kotoran hewan peternakan yang ada menjadi pupuk kompos yang hasilnya dapat dijual.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Wanamulya Ribut Triyono mengharapkan agar warganya bisa menyerap ilmu dari  dari teman-teman KKN Tim I Undip. Sehingga, ilmu yang didapat bisa dipraktekan di lingkungan peternakan dan tujuan utama program ini dapat dicapai, yaitu program ini dapat menjadi solusi kebersihan lingkungan yang bernilai ekonomi.

Dengan adanya pengomposan, kotoran kambing yang selama ini dijual oleh pengepul dengan harga Rp.5000,-/ karung, diharapkan bisa menjadi Rp.100,000,-/karung. Selain itu, penggunaan pupuk kompos dalam jangka waktu yang panjang  dapat memperbaiki struktur tanah lahan pertanian. Seperti yang kita tahu dewasa ini mulai tumbuh kesadaran masyarakat akan pentingnya mengembalikan struktur tanah dengan cara meninggalkan pemakaian obat-obatan dan pupuk kimia, dan beralih ke pemupukan kompos serta obat-obatan non kimia.

 

Facebook Comments

Leave a Reply